Manajemen masalah
NAMA : MUAHAMAD SYAHRUSSAUM NUGROHO
NPM/KELAS : 10120680/2KA23
MAPEL : Manajemen Layanan Sistem Informasi
TUGAS M13 DAN M14
a. Manajemen
masalah
Menurut definisi ITIL
manajemen masalah adalah menginvestigasi penyebab dari insideninsiden dan
bertujuan untuk mencegah insiden yang serupa untuk timbul kembali. Dengan menghilangkan
kesalahan-kesalahan (error), dimana sering membutuhkan perubahan struktural
dari infrastruktur TI (teknologi informasi) pada suatu organisasi, jumlah dari
insiden dapat dikurangi dengan berjalannya waktu. Berdasarkan literatur IT
System Management dari Rich Reisser manajemen masalah adalah suatu proses untuk
mengidentifikasi masalah, mencatat, masalah, menganalisa dan melacak masalah ,
mencari solusi.
Peluang terjadinya
permasalahan di dalam penerapan TI harus dapat dicegah dan diatasi dengan baik,
mengingat dapat mempengaruhi kinerja layanan TI dan pada akhirnya dapat
berdampak buruk terhadap bisnis. Pengelolaan masalah TI pada dasarnya dapat
melibatkan berbagai unsur baik yang ada di lingkungan internal maupun
eksternal. Agar pengelolaan permasalahan yang efektif, maka diperlukan
prosedur-prosedur khusus yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola
TI yang baik. Sasaran pengelolaan permasalahan adalah meyakinkan kepuasan
pengguna akhir melalui penawaran layanan dan tingkat layanan yang untuk
memenuhi kebutuhan bisnis teknologi informasi.
Pedoman manajemen masalah dalam Kerangka kerja COBIT
adalah berisi prosedur yang harus diimplementasi disertai alat bantu sebagai
berikut:
·
Elemen pengukuran kinerja (pengukuran hasil dan kinerja yang diperlukan dari
semua proses TI)
·
Daftar faktor keberhasilan kritis (CSF) yang menyediakan pedoman praktis, tidak
bersifat teknis, untuk setiap proses TI.
·
Model maturity untuk membantu dalam membandingkan dan pengambilan keputusan
peningkatan kapabilitas TI.
Model maturity dari COBIT
dibagi menjadi enam atribut yaitu PSP, TA, SE, RA, GSM, dan tingkat kematangan
dibagi menjadi 5 tingkat , yaitu tingkat pertama adalah initial/adhoc, tingkat
kedua adalah Repeatable but Intuitive.
Tingkat ketiga adalah
Defined, tingkat keempat adalah Managed, dan tingkat tertinggi adalah
optimised.
Pedoman manajemen masalah
menurut ITIL berisi komponen berikut:
- Manajemen masalah.
- Ruang lingkup manajemen
masalah.
- Konsep-konsep dasar .
- Manfaat-manfaat dari
manajemen masalah.
- Perencanaan dan
implementasi.
- Aktivitas kendali
masalah .
- Aktivitas kendali
kesalahan(error).
- Manajemen masalah
secara proaktif.
- Pemberian informasi
untuk mendukungan organisasi
- Metrik-metrik
- Peran-peran yang
diperlukan dalam manajemen masalah
ITIL adalah kerangkat
kerja manajemen untuk para staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
infrastuktur, COBIT adalah kerangka kerja manajemen untuk para manajer. Dari
COBIT diformulasikan suatu kebijakan, dan penerjemahan dari kebijakan adalah
berbagi standard TI dan SOP yang berdasarkan ITIL.
b. Manajemen
konfigurasi
Umum
Manajemen konfigurasi meliputi kegiatan administrasi yang
menitikberatkan padapembuatan, pemeliharaan, perubahan terkendali, dan kendali
mutu produk. Tujuannya adalah untuk:
- mengidentifikasi produk yang
diperlukan sebagai item konfigurasi;
- mendukung penilaian
permintaan perubahan dan dokumen hasil kendali perubahan;
- menjaga validasi konfigurasi
dan akurasi sistem manajemen konfigurasi.
Konfigurasi adalah penetapan fungsional dan karakteristik fisik lengkap
dari sesuatu yang dapat dihasilkan hingga akhir dan didefinisikan dalam
spesifikasi. Dalam hal yang paling sederhana, manajemen konfigurasi sama dengan
versi pengendalian.
Manajemen konfigurasi mengendalikan pengembangan produk. Ini membantu
menghindari kesalahan dan salah pengertian mengenai apakah satu produk harus
disediakan atau tidak. Konfigurasi memverifikasi produk sesuai permintaan pengembangan solusi. Fungsi ini juga
memastikan bahwa prosedur yang sesuai telah dipersiapkan untuk mempertahankan
produksi yang berkelanjutan selama siklus hidup produk.
Prosedur manajemen konfigurasi khusus sebagaimana diperlihatkan di bawah
ini:
Rencana manajemen konfigurasi (baik sebagai suatu dokumen terpisah atau
bagian dari rencana manajemen lingkup) menguraikan setiap
teknik dan tingkat aplikasinya selama siklus hidup. Rencana juga
mengidentifikasi peran dan tanggung jawab untuk melaksanakan manajemen
konfigurasi. Kegiatan awal memastikan kapan sumber daya termasuk orang,
perangkat, dan sistem perlu disediakan.
Identifikasi konfigurasi melibatkan pemecahan pekerjaan menjadi produk
komponen (item-item konfigurasi), melakukan penjumlahan unik, atau
mereferensikan sistem dan menetapkan garis dasar konfigurasi. Ini selaras
dengan persiapan suatu produk untuk memecahkan struktur dalam manajemen lingkup.
Langkah pengendalian memastikan bahwa semua perubahan pada item
konfigurasi terdokumentasi. Salah satu aspek penting adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi hubungan antara item-item konfigurasi. Ini merupakan informasi
penting untuk tinjauan dan penilaian langkah-langkah dalam kendali perubahan sebagaimana
dapat dipraktikkan ketika melakukan perubahan dalam lingkup yang akan
dipengaruhi oleh dampak pada item-item konfigurasi yang saling berhubungan.
Status jalur akuntansi dari suatu konfigurasi saat ini memungkinkan
ketertelusuran item konfigurasi melalui pengembangan dan operasinya. Laporan
status reguler akan terlihat apakah perubahan harus diproses dalam permasalahan
yang tepat waktu dan kemungkinan menyoroti produk-produk yang sering mengalami
perubahan atau pemangku kepentingan yang menjadi sumber umum permintaan
perubahan.
Verifikasi dan audit digunakan untuk menentukan apakah suatu produk
sesuai dengan persyaratan dan informasi konfigurasi. Secara khusus, audit
dilakukan pada akhir fase, tahap, atau jalur.
Audit konfigurasi terdiri atas satu atau tiga bentuk:
- Audit fisik, yaitu melihat
unsur-unsur satu item konfigurasi yang relevan dan akan
mengonfirmasikan apakah item-item tersebut sesuai dengan spesifikasinya.
Audit fisik ini memeriksa hasil kendali mutu dan mengonfirmasikan apakah
semua dokumentasi pengujian yang diperlukan telah dilengkapi.
- Audit fungsional item
konfigurasi memeriksa apakah audit menghasilkan fungsi yang dirancang.
- Audit sistem memeriksa
apakah sistem manajemen konfigurasi bekerja, mampu mendukung prosedur yang
direncanakan, dan menghasilkan fungsi yang diperlukan. Aspek manajemen
konfigurasi ini merupakan bagian dari jaminan fungsi.
Bentuk manajemen konfigurasi juga dapat diterapkan pada dokumentasi
manajemen. Ini terutama mengenai versi pengendalian dan juga audit fungsional
sebagai bagian dari jaminan.
Ketika pekerjaan selesai, tanggung jawab untuk mengelola hasil kerja
diberikan kepada klien atau bisnis biasa. Tim manajemen bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa prinsip-prinsip manajemen informasi yang relevan telah
diterapkan dan konfigurasi dengan mudah ditentukan siapa saja yang akan
mengelola produk lama setelah proyek dan program ditutup.
Proyek, program, dan portofolio
Perlunya manajemen konfigurasi formal berdasarkan versi pengendalian
sederhana tergantung pada skala dan kompleksitas tujuan. Ini juga tergantung
pada tingkat perubahan spesifikasi yang diikuti. Pada proyek yang memiliki
kontrak berdasarkan metode pembayaran harga firma, tidak ada perubahan yang
diikuti. Pada perubahan proyek agilitas, ini merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari metode. Baik perlunya konteks pada versi jalur yang berbeda
dengan satu produk di dalam pengembangan maupun perlunya mendukung verifikasi
produk terhadap spesifikasi, sistem manajemen konfigurasi harus disesuaikan
dalam situasi yang sangat berbeda.
Dalam manajemen lingkup, definisi pekerjaan menghasilkan produk yang
terdiri atas struktur dan uraian terperinci dari setiap produk. Ini merupakan
konfigurasi sekaligus garis dasar. Ini tergantung pada kendali perubahan formal
dan manajemen konfigurasi.
Sebagian proyek lebih kompleks karena proyek tersebut sangat kritis baik
dalam hal keselamatan, keamanan, atau lingkungan terkait. Dalam proyek yang
lebih besar, banyak orang mungkin terlibat dalam pengembangan, pengujian, dan
integrasi produk. Manajemen konfigurasi memiliki peranan untuk memastikan bahwa
tidak ada kesenjangan dalam rantai kendali mutu, pengujian, dan catatan yang
dikelola untuk semua produk.
Tim manajemen program perlu memastikan apakah semua outputs
telah sesuai dan fungsinya juga sesuai dengan konteks cetak biru. Setiap proyek
dan bidang kegiatan perubahan dalam program harus menggunakan pendekatan yang
konsistem untuk mengelola konfigurasi. Ini mempermudah penilaian apakah
perubahan produk dari satu proyek berdampak pada produk proyek lainnya, atau
pada manfaat akhir program.
Portofolio kemungkinan tidak menghasilkan item konfigurasi lain pada
dokumen manajemen kunci tetapi bila proyek dan program yang berbeda diserahkan
bersama-sama untuk mencapai tujuan strategis, tim manajemen portofolio harus
menyesuaikan dengan konfigurasi untuk memastikan integrasi akhir mencapai hasil
sesuai permintaan.
c. Manajemen
perubahan
manajemen perubahan adalah suatu proses dan
metode yang berfungsi secara sistematis untuk membantu perusahaan dalam
mengelola setiap perubahan guna mendukung keberhasilan perusahaan. Misalnya,
dalam Manajemen Retail, mungkin perlu diadakan suatu perubahan strategi
untuk meningkatkan penjualan. Maka, perusahaan harus juga memiliki manajemen
perubahan agar perubahan dapat memberi dampak positif bagi bisnis Anda.
Pendekatan Manajemen Perubahan Adalah
Munculnya perbedaan budaya dalam organisasi
akan mempengaruhi kesiapan rencana perubahan yang tepat. Berikut ini merupakan
empat pendekatan manajemen perusahaan, antara lain:
Rasional-empiris
Pendekatan ini ada berdasarkan keyakinan bahwa
perilaku orang dapat menunjukkan suatu prediksi dan mereka akan memberikan
perhatian khusus terhadap kepentingan diri sendiri. Mereka akan berubah dengan
sendirinya ketika mereka menerima komunikasi yang lebih informatif, efektif dan
saat ada insentif pada perubahan yang mereka nilai lebih memadai.
Normatif-reedukatif
Menekankan pada bagaimana seorang manajer
perubahan dapat memberikan pengaruh atau berperilaku dengan cara-cara tertentu,
sehingga nantinya para anggota dapat membuat perubahan. Pendekatan ini dapat
dibantu dengan penggunaan Sistem Manajemen Kompetensi dan Training selama proses pemantauan.
Kekuasaan-koersif
Pendekatan ini membuat pihak manajemen
perubahan untuk melakukan caranya secara semena-mena bagi sebagian orang, dan
secara naif bagi yang lain. Asumsi dasar dari pendekatan ini adalah mereka yang
pada dasarnya patuh akan siap untuk melakukan apapun yang menjadi tugas atau
arahan, dengan sedikit atau tanpa bujukan. Pendekatan ini mempunyai risiko yang
cukup besar.
Lingkungan-adaptif
Dasar pemikiran yang ada dalam pendekatan ini adalah bahwa meskipun mereka mampu beradaptasi di segala kondisi, mereka tetap berusaha menghindari setiap bentuk kerugian.
Jenis-jenis
Manajemen Perubahan Adalah
Jenis-jenis perubahan berdasarkan
karakteristiknya antara lain sebagai berikut:
1. Smooth
incremental change, perubahan akan terjadi secara
perlahan, sistematis dan dapat memperlihatkan prediksi.
2. Bumpy
incremental change, perubahan terlihat sebagai periode
perubahan yang relatif tenang dan dapat terinterupsi dengan percepatan
perubahan sewaktu-waktu.
3. Discontinuous
change, perubahan
yang menunjukkan pergeseran cepat dalam strategi, struktur, dan budaya.
Fase dan Tahapan Manajemen Perubahan Adalah
Terdapat beberapa fase dalam melakukan
manajemen perubahan, antara lain:
·
Fase
A: Positioning Value (menentukan
posisi strategis). Merupakan tahap sistem berpikir yang dapat menunjukkan
secara jelas tujuan atau posisi strategis perusahaan.
·
Fase
B: Measures Goals (mengukur
tujuan). Mengidentifikasi berbagai ukuran dan mekanisme yang perlu
untuk mengevaluasi apakah tujuan telah tercapai.
·
Fase
C: Assessment Strategy (strategi
asesmen). Mengidentifikasi kesenjangan antara situasi saat ini
dengan situasi yang menjadi harapan kedepannya, dengan tujuan agar setiap
kebijakan dapat mencapai kondisi yang lebih baik.
·
Fase
D: Actions Level-level (aktivitas perubahan). Merupakan
penerapan dan penjelasan strategi yang selanjutnya akan berintegrasi dengan
semua kegiatan, proses, dan perubahan yang penting dalam mengimplementasikan
tujuan yang ada dalam fase A.
·
Fase
E: Environment Scan (identifikasi
lingkungan eksternal). Mengetahui lingkungan eksternal yang mampu mempengaruhi
perubahan.
Adapun tahapan manajemen perubahan yang
tergambarkan dalam The Rollercoaster of
Change adalah sebagai berikut:
1. Start
smart, tahap pre-planning atau awal perencanaan perubahan ketika
individu mempersiapkan diri untuk perubahan.
2. Shock,
tahap ini adalah tanda kickoff oleh pemimpin perubahan. Disini biasanya
terjadi reaksi keterkejutan (shock),
akibat ketidaksiapan mereka menghadapi perubahan.
3. Depression/anger,
perubahan pekerjaan dan tanggung jawab karena perubahan mulai nampak dengan
jelas dalam bentuk depresi dan kemarahan.
4. Hang
in/Persevere, tahap ini reorganisasi dan hubungan kerja yang baru mulai
berlaku, individu dalam organisasi akan berusaha mempertahankan kondisi yang
lama, sehingga pada tahapan ini sering kali perubahan bisa mengalami kegagalan.
5. Hope/Readjustment,
tahap adaptasi dengan kondisi organisasi yang baru, individu sudah lebih
memahami perubahan sehingga tujuan perubahan yang ingin tercapai telah stabil.
6. Rebuilding,
pada fase ini sudah terbentuk tim yang solid dan kegiatan organisasi sudah
berjalan dengan baik.
d.
Manajemen rilis dan Penyebaran
Release
Rilis adalah satu
atau lebih perubahan terhadap layanan IT yang dibangun, diuji, dan disebarkan
secara bersamaan. Sebuah perilisan tunggal bisa meliputi perubahan terhadap
hardware, software, dokumentasi, proses-proses dan komponen lainnya.
Deployment
Penyebaran adalah
aktivitas yang bertanggungjawab dalam pergerakan hardware, software,
dokumentasi, dan proses yang baru atau yang telah diperbaharui ke dalam
lingkungan hidup.
Konsep utamanya
adalah unit rilis (yaitu komponen-komponen layanan yang biasanya dirilis
bersamaan). Sebuah unit rilis khususnya meliputi komponen yang memadai untuk
menjalankan fungsi yang berguna. Misalnya, satu unit rilis mungkin sebuah
desktop PC, termasuk hardware, software, lisensi-lisensi, dokumentasi dll.
Kemungkinan terdapat unit yang distandarisasi untuk peran atau departemen yang
berbeda, atau desktop tersebut mungkin disesuaikan untuk setiap perekrutan baru
(dimana tiap instansi adalah unit rilis yang terpisah). Unit rilis lainnya
mungkin sebuah aplikasi lengkap, termasuk prosedur operasi IT dan pelatihan
pengguna.
· Release
and deployment planning: Dimulai saat manajemen perubahan mensahkan
perencaan rilis.
· Release
build and test: Sebuah paket rilis dibangun dan diuji dan kemudian
dipindahkan ke media penyimpanan definitif (DML) untuk kesiapan penyebaran ke
lingkungan hidup.
· Deployment:
Paket rilis disebarkan dari DML ke lingkungan hidup
· Review
and close: Apakah performa rilis seperti yang diharapkan dan memenuhi
persyaratan yang dinanti?
CHALLENGES (Tantangan)
Tantangan yang akan
dihadapi sebuah organisasi ketika menetapkan kebijakan yang tepat dan
menerapkan rilis dan penyebaran yang efektif meliputi:
· Membangun
standar ukuran kinerja untuk semua transisi;
· Berurusan
dengan proyek atau tanggal pengiriman pemasok yang tidak akurat;
· Memahami
semua perspektif dari stakeholders;
· Memahami
semua resiko;
· Mengambil
pendekatan yang pragmatis terhadap tantangan dalam pengiriman.
HUBUNGAN DENGAN
PROSES MANAJEMEN LAYANAN LAINNYA
Interface utamanya
meliputi:
Change management
Semua rilis
dijalankan oleh sebuah RFC yang sudah disahkan.
Service asset and
configuration management
Menyediakan input
untuk komponen-komponen selama pembangunan dan memperbarui selama berbagai
tahapan dari rilis dan penyebaran.
Incident management
Khususnya dalam
mendukung kehidupan awal ketika perhatian ekstra dan sumber daya mungkin
diperlukan.
IT service continuity
management
Rencana yang
berkelanjutan harus diperbarui untuk mencerminkan layanan yang baru atau yang
telah diperbaharui.
Capacity management
Sumber daya baru
mungkin diperlukan atau muatan pada yang sudah ada itu diganti.
Service design
coordination
Rilis dan penyebaran
berkontribusi terhadap penciptaan paket layanan desain dan pada akhirnya
menggunakan ini sebagai kunci input untuk kegiatan rilis dan penyebaran.
Transition planning
and support
Menyediakan kerangka kerja dan konteks kerja rilis
dan penyebaran.
e. Manajemen peningkatan
layanan berkelanjutan
Tujuan CSI terus-menerus
menyelaraskan layanan-layanan TI dengan perubahan kebutuhan bisnis dengan
mengidentifikasi dan melakukan perbaikan layanan-layanan TI yang mendukung
proses-proses bisnis Peningkatan mencakup: Strategi layanan
meningkatkan efektivitas: Perancangan layanan - layanan Transisi
layanan - proses Operasi layanan – biaya
CSI bukan merupakan sebuah tahapan
terakhir dari siklus hidup layanan TI, namun lebih tepat dikatakan sebagai
“pembungkus” dari 4 tahapan ITIL lainnya Sebagai “pembungkus” berarti CSI à kumpulan
proses untuk melakukan evaluasi dan peningkatan terhadap seluruh proses-proses
di tahapan lainnya, baik dalam hal peningkatan kepuasan pelanggan maupun
efisiensi biaya
Manfaat CSI bagi
organisasi:
Peningkatan bertahap dan terus-menerus, khususnya dalam hal kualitas layanan
dan ketepatan biaya Memastikan layanan-layanan TI senantiasa sinergis
dengan bisnis Peningkatan efisiensi biaya, waktu, dan sumberdaya Identifikasi
peluang-peluang perbaikan dan peningkatan Memenuhi permintaan tingkat
kualitas layanan Menciptakan kekuatan berkompetisi
Aktivitas CSI Mereview,
menganalisis, dan membuat rekomendasi peluang-peluang pebaikan dalam setiap
tahapan siklus hidup layanan TI Mereview dan menganalisis hasil pencapaian
service level management (SLM) Mengidentifikasi dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kualitas layanan TI serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas proses manajemen layanan Meningkatkan
efektivitas biaya layanan TI Memastikan penerapan metode-metode manajemen
kualitas
Pengukuran pencapaian
teknologi informasi
CSI bertujuan melakukan peningkatan
layanan TI (service) melalui peningkatan proses-proses manajemen layanan
(process) dan peningkatan unjuk kerja komponen-komponen TI pendukungnya
(technology) à harus dapat terukur Terdapat 3 hal yang dapat
diukur dalam CSI, yaitu: Teknologi Proses Layanan
KPI à ukuran
pencapaian sebuah CSF dengan mengukur:
CSF à sesuatu yang harus terjadi jika kita menginginkan sebuah
proyek, rencana, atau layanan TI supaya berhasil dan sukses KPI à ukuran
pencapaian sebuah CSF dengan mengukur: Compliance : apakah staf telah
bekerja sesuai SOP? Quality : bagaimana efektivitas dan efisiensi proses
yang berjalan? Performance : bagaimana kecepatan dan akurasi aktivitas
proses? Value : apakah proses berkontribusi terhadap pencapaian tujuan?
KPI Kualitatif à apabila
pencapaian CSF diukur pada aspek kualitatif layanan
CSF : “peningkatan kualitas layanan TI” KPI : “10% peningkatan kepuasan
pelanggan dalam penanganan insiden dalam periode 1 tahun” KPI Kuantitatif à apabila
pencapaian CSF diukur pada aspek kuantitatif layanan CSF : “penurunan
biaya TI” KPI :”10% penurunan biaya penanganan insiden dalam 1 tahun”
Metode implementasi
CSI
ITIL merekomendasikan
3 metode atau pendekatan, yaitu:
Siklus deming CSI approach 7 step improvement process
1# Siklus deming
(deming cycle )
ITIL mengadopsi pendekatan model 4 tahapan perbaikan proses manajemen yang
dikenal sebagai siklus deming yang diciptakan oleh Edward Deming Siklus deming
merekomendasikan perubahan perbaikan dilaksanakan tidak sekaligus, namun
melalui peningkatan tahapan-tahapan kecil yang terus-menerus, melalui tahapan-
tahapan: Plan-Do-Check-Act Tujuan utama siklus deming à kestabilan
proses perbaikan terus-menerus
Plan meliputi aktivitas mengukur
kondisi saat ini (as-is), menentukan tujuan (to-be), melakukan gap analysis,
menentukan metode, dan menentukan rencana aksi Do mengalokasikan semua
sumberdaya yang dibutuhkan dan melaksanakan proyek perubahan dan mengelola
proses-proses (proyek) Check à melakukan evaluasi apakah target
proyek telah tercapai atau belum dengan membandingkan hasil pengukuran sesudah
proses peningkatan dengan baseline dan target pencapaian yang ditetapkan di
tahapan plan Act menindaklanjuti hasil audit atau evaluasi terhadap semua
hal yang telah dilakukan dan mencari peluang
Sumber:
https://journal.uii.ac.id/Snati/article/download/1864/1640/1699
https://www.praxisframework.org/id/knowledge/configuration-management
https://www.hashmicro.com/id/blog/manajemen-perubahan-2/
http://fildzahruswina.blogspot.com/2016/06/release-and-deployment-management.html
https://slideplayer.info/slide/15369925/
Komentar
Posting Komentar