Model Bisnis

NAMA            : MUAHAMAD SYAHRUSSAUM NUGROHO

NPM/KELAS  : 10120680/2KA23

MAPEL           : Manajemen Layanan Sistem Informasi

TUGAS M6

Pengertian Model Bisnis

model bisnis adalah seperti garis besar bagaimana sebuah perusahaan mendapatkan uang dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Model bisnis menjelaskan empat hal berikut ini:

  • Produk atau jasa apa yang akan dijual perusahaan.
  • Bagaimana cara memasarkan produk atau jasa ke publik.
  • Berapa banyak biaya yang dibutuhkan.
  • Bagaimana cara mendapatkan keuntungan.

Karena terdapat banyak sekali tipe bisnis di luar sana, model bisnis selalu berubah secara dinamis. Tidak ada sebuah model bisnis yang bisa diaplikasikan ke setiap bisnis.

Contoh Model Bisnis

Dengan definisi yang sudah dijelaskan di atas, kamu mungkin akan mulai bertanya-tanya sebenarnya apa contoh dari model bisnis? Satu contoh populer dari sebuah model bisnis adalah subscription model, yakni perusahaan membebankan biaya langganan (bulanan, tahunan) bagi pelanggan yang mengakses layanan mereka.

Tentu saja, jenis model ini bisa disesuaikan untuk setiap bisnis perorangan. Akan tetapi, dengan melihat Netflix sebagai contoh, sekarang kita jabarkan apa model bisnis Netflix berdasarkan empat prinsip yang sudah dijelaskan sebelumnya:

  • Produk atau jasa apa yang akan dijual perusahaan: Netflix menjual layanan streaming online.
  • Bagaimana cara memasarkan produk atau jasa ke publik: Netflix menggunakan strategi marketing multichannel dan memasarkan layanan mereka melalui media sosial, email, iklan, dan sesederhana dari mulut ke mulut.
  • Berapa banyak biaya yang dibutuhkan; Sebagai perusahaan yang sangat besar, pengeluaran Netflix sangatlah banyak. Namun, pengeluaran yang cukup signifikan tentunya di area produksi dan akuisisi konten untuk platform mereka. Lalu ada pengeluaran untuk teknologi dan karyawan untuk mengelola konten.
  • Bagaimana cara mendapatkan keuntungan: Meskipun Netflix sudah tergolong perusahaan besar, profit yang didapat mayoritas dari penjualan subscription.

Dengan Netflix sebagai contoh, kamu bisa melihat tiga poin pertama memiliki kontribusi besar dalam model bisnis yang dilakukan Netflix. Dan pada akhirnya, sangatlah penting untuk memahami bagaimana bisnis kamu akan bisa terus menghasilkan profit meskipun nantinya perusahaan sudah berskala besar.

 

Komponen dalam Business Model

Sejatinya, model bisnis hadir dalam berbagai bentuk, jenis, dan fungsi yang berbeda-beda. Namun, masing-masing business model umumnya adalah suatu strategi dengan kumpulan komponen yang serupa. Komponen-komponen ini pun sifatnya cukup penting. Sebab, kamu tidak akan memiliki cara pasti untuk menghasilkan pendapatan tanpa komponen tersebut.

Nah, memangnya, apa saja komponen utama yang dimiliki oleh semua business model? Berikut penjelasannya, sesuai ujaran Nerd Wallet.

·       Value proposition: Fitur-fitur yang membuat produk terlihat menarik bagi pelanggan.

·       Target market: Sekelompok konsumen tertentu yang akan tertarik pada produk.

·       Competitive advantage: Fitur unik produk atau layanan yang tidak dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing.

·       Cost structure: Daftar pengeluaran tetap serta variabel yang dibutuhkan bisnis untuk beroperasi dan bagaimana hal ini memengaruhi penetapan harga.

·       Key metrics: Elemen yang digunakan perusahaan untuk mengukur kesuksesan.

·       Resources: Aset fisik, keuangan, dan intelektual perusahaan.

·       Problem and solution: Masalah yang dimiliki target pelanggan dan bagaimana perusahaan bermaksud untuk menyelesaikannya.

·       Revenue model: Kerangka kerja yang mengidentifikasi sumber pendapatan yang layak untuk dikejar.

·       Revenue streams: Berbagai cara agar perusahaan dapat menghasilkan pendapatan.

·       Profit margin: Jumlah pendapatan yang melebihi biaya bisnis.

 

Jenis-jenis Model Bisnis yang Populer

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada banyak sekali jenis model bisnis yang saat ini digunakan. Jenis ini bisa merupakan modifikasi dari model sebelumnya atau bahkan benar-benar merupakan hal yang baru. Berikut ini adalah beberapa jenis model bisnis yang paling umum digunakan saat ini.

1. Dropship

Dropship menjadi model bisnis yang sering dijumpai pada usaha jual-beli online. Model ini sangat bersahabat bagi para pemula karena modal yang dibutuhkan tidak besar dan minim resiko. Kamu pun tidak perlu memiliki toko fisik atau gudang karena produk akan langsung dikirimkan dari supplier ke tangan konsumen. 

Profit yang didapatkan dari model bisnis ini adalah selisih harga dari yang dibayarkan konsumen ke supplier. Namun, karena minim risiko dan modal yang kecil, profit dari dropship ini relatif kecil. 

2. Waralaba

Bisnis waralaba bisa dibilang menjadi model bisnis yang paling populer sejak lama. Secara garis besar, bisnis waralaba ini menawarkan sebuah konsep dan cetak biru dari sebuah perusahaan besar yang bisa dibeli dan dijalankan oleh pembeli waralaba. 

Dalam perjanjian waralaba, si pemilik waralaba akan membantu dalam pemasaran, operasi bisnis sampai pembiayaan awal untuk bisa memastikan bisnis ini bisa berjalan sesuai dengan target. Sebagai imbalannya, pembeli waralaba ini akan memberikan sekian persen dari keuntungannya. 

Modal yang dibutuhkan untuk bisnis ini bisa dibilang relatif karena tergantung waralaba apa yang akan dipilih. Merek-merek waralaba terkenal seperti Starbucks, Alfamart, McDonald’s dan yang lainnya membutuhkan modal yang besar untuk memulai. Namun, kamu juga bisa memilih waralaba lainnya yang modalnya relatif lebih kecil. Apalagi saat ini sudah banyak startup makanan/minuman yang menawarkan model bisnis waralaba seperti ini. 

 

3. Marketplace

Di sektor teknologi, marketplace menjadi salah satu model bisnis yang cukup populer dalam beberapa tahun terakhir ini. Dalam model ini, bisnis kamu berperan sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli secara online. Target pasarnya pun bisa berbeda-beda, mulai dari B2C, B2B, sampai C2C. 

Untuk meningkatkan pengguna biasanya, marketplace ini awalnya disediakan secara gratis untuk bisa langsung jual-beli di dalamnya. Namun, seiring berjalan waktu, bisnis marketplace bisa menerapkan beberapa strategi untuk mendapatkan profit. Misalnya, dengan membuka program premium member, memasang fitur-fitur iklan atau menerapkan komisi pada setiap transaksi yang terjadi. 

4. Model Freemium

Penamaan model bisnis ini mengarah kepada bagaimana sebuah bisnis bisa mendapatkan pelanggan sekaligus mendulang profit di masa depan. Freemium banyak digunakan oleh para pelaku bisnis software as a service (SaaS). Secara sederhana gambarannya seperti ini, sebuah perusahaan software mengembangkan sebuah produk yang bisa diakses secara gratis oleh para penggunanya. 

Namun, mereka membatasi penggunaan fitur-fitur tertentu. Bagi pengguna yang ingin menggunakan fitur tersebut harus membayar biaya berlangganan. Contoh perusahaan yang menggunakan model ini adalah Spotify. Siapa saja bisa mendengarkan lagu secara gratis di layanan ini, tapi akan ada selingan iklan di setiap lagunya. Jika pengguna ingin bebas dari iklan, mereka harus membayar biaya berlangganan. 

5. Model Langganan

Model bisnis ini bisa diterapkan pada bisnis tradisional maupun bisnis online seperti sekarang yang sedang marak ini. Dalam model ini, pada dasarnya para pengguna harus membayar biaya berlangganan untuk bisa dapat menggunakan layanannya. Untuk bisa menarik pelanggan, biasanya biaya berlangganan ini ditawarkan dalam beberapa paket yang menarik. 

Misalnya, Netflix memberikan penawaran gratis berlangganan selama satu bulan pertama lalu baru menerapkan biaya bulanan pada bulan berikutnya. Skema pembayarannya juga bisa bermacam-macam, ada yang bulanan ada juga yang tahunan dengan penawaran harga yang lebih murah setiap bulannya. 

6. Model Razor-blade

Model bisnis ini berfokus pada strategi produk dan penerapan harganya. Nama razor blade berasal dari strategi harga yang diterapkan oleh salah satu produsen alat cukur ternama. Jika diperhatikan baik-baik, Gillette menerapkan harga alat cukur dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan silet cukur penggantinya. 

Hal ini dilakukan dengan asumsi, pengguna akan terus menggunakan produk utamanya (alat cukur) dan produk pendukungnya (silet cukur) secara terus menerus. Untuk bisa menerapkan model ini produk utama dan produk pendukung harus saling melengkapi satu sama lain dan tidak bisa digantikan dengan produk dari merek lainnya. 

Produk utama dijual dengan harga yang standar, tapi pengguna harus terus membeli produk pendukungnya agar produk utama tersebut bisa terus digunakan. Selain pisau cukur, produk lainnya yang bisa menggunakan model ini adalah mesin cetak dan tintanya atau sim card dengan penyedia operator seluler. 

 

 

7. Model Bundling

Bundling atau paket menjadi model bisnis lainnya yang berdasarkan strategi produk dan harga. Dalam model ini perusahaan menjual dua atau lebih produk secara bersama-sama dalam satu unit penawaran yang sama. Seringkali kombinasi produk ini dijual dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga yang mereka kenakan untuk masing-masing produk. 

Model ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan dan kemudahan untuk memasarkan produk atau layanan yang lebih sulit untuk dijual. Namun, efek sampingnya adalah margin keuntungan bisa lebih menyusut karena produk-produk ini dijual dengan harga yang lebih murah. 

Beberapa perusahaan yang menggunakan model bisnis ini adalah Adobe Creative Suite, McDonald’s dan perusahaan makanan cepat saji lainnya. 

 

8. Model One-for-one

Untuk bisnis yang bergerak di kewirausahaan sosial, model bisnis ini kerap kali digunakan. Sama seperti namanya, perusahaan yang menggunakan model ini akan mendonasikan satu barang sebagai alam untuk setiap barang yang terjual. Secara tidak langsung, model ini akan menggugah dan mendorong kesadaran sosial para pembeli untuk membeli produk atau layanan mereka. Selain itu, model bisnis juga akan membuat produsen dan konsumen sama-sama terlibat dalam upaya filantropi. 

Model bisnis ini bisa terlihat di Indonesia pada tahun lalu saat awal pandemi. Ada beberapa startup yang bergerak di bidang fashion yang menawarkan produk berupa masker kain untuk melindungi diri dari virus COVID 19. Namun, mereka tak hanya menjual masker begitu saja, mereka membuat campaign sosial berupa donasi satu masker atas satu masker yang terjual untuk mereka yang membutuhkan untuk pekerjaan sehari-hari.  

9. Model Distributor

Distribusi menjadi aktivitas utama dari bisnis yang menjalankan model ini. Mereka tidak memproduksi barang sendiri, tapi menjadi penyalur produk untuk dijual di pasaran. Para perusahaan distributor ini menjalin kerja sama dengan perusahaan manufaktur untuk mendistribusikan produk mereka. 

Pasar dari model bisnis sangat luas karena bisa saja mendistribusikan barang secara B2B ataupun B2C, tergantung dari jaringan yang mereka miliki. Secara teknis, perusahaan distributor ini bisa saja memasarkan beberapa produk sekaligus atau hanya menjadi distributor untuk satu jenis/merek tertentu saja.

Salah satu perusahaan distributor ternama di Indonesia adalah PT. TAM yang menjadi distributor untuk produk smartphone. TAM menjadi mitra distribusi beberapa perusahaan manufaktur dari luar negeri seperti Xiaomi, Samsung dan Blackberry. Untuk mendapatkan profit, distributor ini membeli produk tersebut dengan volume yang besar dan menjualnya ke retailer dengan harga yang lebih tinggi. 

10. Model Manufaktur

Manufaktur menjadi salah satu model bisnis tradisional yang masih diminati sampai saat ini. Sederhananya, model bisnis bergerak pada usaha membuat barang mentah menjadi sebuah produk, baik produk untuk diolah kembali ataupun sebagai end product. 

Perusahaan-perusahaan seperti Dell Computer atau Hewlett-Packard yang menjual komputer jadi dan komponen-komponen perakitan komputer, masih tergolong sebagai sebuah perusahaan manufaktur. Untuk menyalurkan barang ke tangan konsumen, perusahaan ini bisa langsung menyalurkannya ataupun melalui pihak distributor. 

Salah satu tantangan perusahaan manufaktur adalah harus menyediakan modal yang besar dan mendapatkan bahan baku untuk menjaga proses produksi tetap lancar dan ketersediaan barang di pasar tetap terjaga. 

Model bisnis ini akan terus berkembang seiring dengan perubahan zaman dan mengikuti perilaku konsumtif manusia. Tak jarang muncul model bisnis yang benar-benar baru, tapi ada juga model bisnis yang merupakan modifikasi dari model yang sebelumnya. 

Salah satu model bisnis yang mudah dilakukan dan tidak membutuhkan modal besar adalah menjadi dropshipper. Apalagi dengan bantuan fitur-fitur promosi di Bukalapak yang bisa membuat usaha dropshipper kamu menjadi lebih maju lagi. Yuk, bergabung bersama Bukalapak sekarang juga!

 

 

https://glints.com/id/lowongan/business-model/#.YlD_xshBy5c

https://www.kuncie.com/posts/model-bisnis

https://seller.bukalapak.com/info/blog/seller-guide/115215-mengenal-tipe-model-bisnis-definisi-dan-jenis-jenisnya-yang-populer

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI

Manajemen hubungan pelanggan dan Manajemen hubungan pemasok

"Manajemen insiden dan permintaan layanan"